six of five

six of five

Rabu, 28 September 2011

INGAT PESAN PAK USTAD


Ketika aku pergi ke mall bersama ibu, aku dibelikan sandal yang bagus dan cukup mahal harganya, akupun senang sekali setelah mendapat sandal itu, dan ketika sedang asyik berbelanja, ternyata aku menyadari bahwa hari ini adalah hari jumat. Setelah menyadari bahwa hari ini adalah hari jumat dan aku harus melaksanakan kewajiban shalat jumat, aku pun bergegas ubtuk pulang dan bersiap pergi ke masjid.
Sesampainya dirumah, aku langsung mandi dan aku langsung berpakaian koko rapi, tiba-tiba temanku yang tambun telah ada di depan pintu, yaitu Riki. Akupun segera pergi ke masjid bersamanya dan akupun memakai sandal yang baru aku beli di mall hari itu.
Karena jarak rumah dengan masjid cukup jauh, di perjalanan aku berbincang-bincang denga Riki. “Dit, kamu beli sandal baru ya?” tanya Riki, dengan perasaan heran dan malu akupun berbalik tanya, “kok kamu tahu?” lalu Riki menjawab dengan halus “karena kau telah mengalihkan hatiku” dan akupun ingat dengan pelawak OVJ yang selalu berkata seperti tu -_-, namun kemudian aku tertawa bersamanya. Karena masih penasaran dengan jawaban Riki, akupun kembali bertanya “emang darimana kamu tahu, aku pakai sandal baru?” dan Riki menjawab “tahulah, kan aku dukun, haha” dan akupun kesal dibuatnya dan tidak bertnya kembali apapun terhadap dirinya.
Dalam perjalanan yang semakin dekat dengan mesjid, Riki berkata sesuatu “Kalau aku sih punya sandal baru, ga pernah lupa aku lepas harganya apalagi sampai ke masjid dengan sandal itu” menyadari bahwa aku yang dia sindir, kemudian akupun segera melihat sandal baruku yang memang aku lupa melepas harganya, dan akupun merasa sangat malu saat itu, dan aku kesal pada Riki yang terus menerus menertawakanku.
Sesampainya di masjid, aku segera mencari tempat yang terdepan bersama Riki. Setelah mendapatkan tempat yang terdepan, tak lama khatib mulai naik mimbar dan berceramah tentang hal-hal yang baik dan hal-hal yang tidak baik untuk kita sebagai seorang muslim “Ambilah segala yang baik-baik dan tinggalkan yang buruk-buruk dan jelek, karena sesungguhnya itu dapat menyesatkan kalian” setelah mendengar hal itu, kemudian kemudian Riki berbisik di telingaku “nah itu untungnya menjadi temanku, karna aku tidak jelek jadi aku ga bakal nyesatin kamu, dan kamu tinggalkan saja orang-orang yang jelek-jelek” ujarnya. “kaya kamu kan? Udah ah jangan banyak ngomong!” jawabku.
Setetelah menuntaskan shalat jumat, kami segera pulang ke rumah. Sesampainya di depan gerbang masji, aku kaget karena sandal yang baru aku beli tidak ada di tempat yang aku simpan sebelum shalat. “ ki, ada yang menghujam jantungku” Riki kebingungan dan bertanya “memang apa maksud kamu?” dengan panik aku menjawab “sandalku hilang entah  kemana” Rikipun kaget dan mulai membantu mencari sandal yang hilang.

Setelah lelah mencari, kemudian kiki duduk di tangga dan berkata “ udahlah kita tunggu aja sampai jamaah terakhir keluar “ dengan lemas aku menjawab “ huh, ya sudahlah.” Kemudian setelah menunggu cukup lama, akhirnya semua jamaah telah meninggalkan mesjid. Tak ku sangka dan kaget melihat sepasang sendal usang dan jelek yang tersisa di halaman mesjid, “Apa harus aku memakainya? ” dengan pasti Riki menjawab “ Tentu, itu sudah jalan hidupmu ” akupun pulang bersama sendal yang usang ditambah sudah bolong dibagian bawah dari salah satu sendalnya, namun dalam perjalanan Riki terus tertawa tiada henti, setelah geram dengan tertawanya, akupun bertanya “ ada apa sih ki? Kamu senang ya melihat temanmu yang terkena bencana? “ dengan senyum yang manis kiki menjawab “ wahai saudaraku ketahuilah, bahwa baru saja kita mendengar hal yang indah namun sudah terjadi sekarang. “ kata Riki dengan bijaksana menjawabnya, “ memang apa? “ tanyaku yang keheranan, “tadikan kata pak ustadz : Ambil apa saja yang baik-baik dan tinggalkan yang jelek-jelek, jadi orang yang mengambvil sandal kamu telah melaksanakan pesan dari pak ustadz tadi khutbah yaitu mengambil sendal yang baik dan meninggalkan sendal yang jelek-jelek hanya buat kamu, hahaha “ dengan tertawa yang khas kembali dia tertawa, namun aku tetap saja kesal sampai tiba dirumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar